Arti Sabar Dalam Al-Qur'an dan Hadits
"Dalam diri kita terkadang
begitu sulit untuk bersabar untuk suatu hal, entah itu terkena musibah atau
sedang di uji oleh-Nya, banyak sekali Ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist Rasulullah
S.A.W yang menjelaskan tentang sabar, berikut ada sedikit urain tentang makna
sabar, semoga artikel ini dapat menambah kesabaran kita dan bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin..."
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena
segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan
terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan,
ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik
untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui)
bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)
Sekilas Tentang Hadits
Hadits ini merupakan hadits shahih dengan
sanad sebagaimana di atas, melalui jalur Tsabit dari Abdurrahman bin Abi Laila,
dari Suhaib dari Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh :
- Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Al-Zuhud
wa Al-Raqa'iq, Bab Al-Mu'min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999.
- Imam Ahmad bin Hambal dalam empat tempat
dalam Musnadnya, yaitu hadits no 18455 , 18360 , 23406
& 23412.
- Diriwayatkan juga oleh Imam al- Darimi,
dalam Sunannya, Kitab Al- Riqaq, Bab Al-Mu'min Yu'jaru Fi Kulli Syai', hadits
no 2777.
Makna Hadits Secara Umum
Hadits singkat ini memiliki makna yang luas
sekaligus memberikan definisi mengenai sifat dan karakter orang yang beriman.
Setiap orang yang beriman digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang
memiliki pesona, yang digambarkan dengan istilah 'ajaban' ( عجبا ). Karena sifat dan karakter ini akan
mempesona siapa saja.
Kemudian Rasulullah SAW menggambarkan bahwa
pesona tersebut berpangkal dari adanya positif thinking setiap mu'min. Dimana
ia memandang segala persoalannya dari sudut pandang positif, dan bukan dari
sudut nagatifnya.
Sebagai contoh, ketika ia mendapatkan
kebaikan, kebahagian, rasa bahagia, kesenangan dan lain sebagainya, ia akan
refleksikan dalam bentuk penysukuran terhadap Allah SWT. Karena ia tahu dan
faham bahwa hal tersebut merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada
dirinya. Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti
sesuatu tersebut adalah positif baginya.
Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu
musibah, bencana, rasa duka, sedih, kemalangan dan hal- hal negatif lainnya, ia
akan bersabar. Karena ia meyakini bahwa hal tersebut merupakan pemberian
sekaligus cobaan bagi dirinya yang pasti memiliki rahasia kebaikan di dalamnya.
Sehingga refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada
Allah SWT.
Urgensi Kesabaran
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar
orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa
kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak
mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah
seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai
kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh
karena itulah Rasulullah SAW menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang
yang beriman sebagaimana hadits di atas.
Namun kesabaran adalah bukan semata-mata
memiliki pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan
ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan
hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar
diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya
duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah,
sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan
ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah
sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar
lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak
sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar
dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri
untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid
dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya
diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan
antara sifat aktif dengan sifat pasif.
Makna Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal
dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal
katanya adalah "Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi
"shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah.
Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:
Dan bersabarlah kamu bersama- sama dengan
orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap
keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena)
mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang
yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa
nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18 :
28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas,
adalah untuk menahan diri dari keingingan 'keluar' dari komunitas orang- orang
yang menyeru Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di
atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin
bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah:
Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa
emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari
perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah
keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal
senada juga dikemukakan oleh Imam al- Khowas, bahwa sabar adalah refleksi
keteguhan untuk merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya
sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang
seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang
ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain
sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk
sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang
klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti
itu perlu kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan
rasa santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga
berarti keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan
peperangan. Orang yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah
satu indikasi tidak sabar.
Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang
berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103
kali disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik
berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi
perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba- Nya. Dari
ayat-ayat yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi
beberapa macam;
1 . Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal
ini sebagaimana yang terdapat dalam QS.2 : 153: "Hai orang-orang yang
beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai
perintah untuk bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya
adalah dalam QS.3 : 200 , 16 : 127 , 8 : 46 , 10 :109 , 11 : 115 dsb.
2 . Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak
sabar), sebagaimana yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46 : 35): "Maka
bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari
rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka..."
3 . Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar,
sebagaimana yang terdapat dalam QS. 2 : 177: "...dan orang-orang yang
bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang
bertaqwa."
4 . Allah SWT akan mencintai orang-orang yang
sabar. Dalam surat Ali Imran (3 : 146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah
mencintai orang-orang yang sabar."
5 . Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang
sabar. Artinya Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar.
Allah berfirman (QS. 8 : 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya
Allah itu beserta orang-orang yang sabar."
6 . Mendapatkan pahala surga dari Allah.
Allah mengatakan dalam al-Qur'an (13 : 23 - 24); "(yaitu) surga `Adn yang
mereka masuk ke dalamnya bersama- sama dengan orang-orang yang saleh dari
bapak-bapaknya, isteri- isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat
masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan):
"Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas
kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan
itu."
Inilah diantara gambaran Al- Qur'an mengenai
kesabaran. Gembaran-gambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak,
dan dapat kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai
kesabaran.
Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam
Hadits.
Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits
juga banyak sekali sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai
kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits
yang bertemakan sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan
kesabaran sebagai berikut;
1. Kesabaran merupakan "dhiya' "
(cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu
menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW mengungkapkan, "...dan kesabaran
merupakan cahaya yang terang..." (HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu
diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan:
"...barang siapa yang mensabar- sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka
Allah akan menjadikannya seorang yang sabar..." (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang
paling baik. Rasulullah SAW mengatakan, "...dan tidaklah seseorang itu
diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran."
(Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat
sekaligus ciri orang mu'min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah;
"Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya
adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia
mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa
musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut
adalah baik baginya." (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan
pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata,
bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman,
"Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar,
maka aku gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu
Mas'ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud
berkata"Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah
seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap
darah dari wajahnya seraya berkata, 'Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya
mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat.
Rasulullah SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra
berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang
pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya
ketika marah." (HR. Bukhari)
8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa.
Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa
Rasulullan SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan,
sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang
menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa- dosanya dengan hal
tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu keharusan,
dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian.
Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar
Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian.
Rasulullah SAW mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan
datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang
harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku ini
sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya
itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)
Bentuk-Bentuk Kesabaran
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga
hal; sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan
dan sabar menghadapi ujian dari Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah.
Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara
tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau
dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar.
Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena
bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya,
(malas dan kikir), seperti haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran
dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,
(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah
berupa memperbaiki niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi
duri-duri riya'.
(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar
jangan sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak
malas dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya.
(3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan
ibadah, yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya
diketahui atau dipuji orang lain.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan.
Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada
kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi),
dusta, memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka
pada hal-hal yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat
identik dengan hal-hal yang "menyenangkan".
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan
dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun
inmateri; misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.
Aspek-Aspek Kesabaran sebagaimana yang
Digambarkan dalam Hadits
Dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat
beberapa hadits yang secara spesifik menggambarkan aspek-aspek ataupun
kondisi-kondisi seseroang diharuskan untuk bersabar. Meskipun aspek-aspek
tersebut bukan merupakan 'pembatasan' pada bidang- bidang kesabaran, melainkan
hanya sebagai contoh dan penekanan yang memiliki nilai motivasi untuk lebih
bersabar dalam menghadapi berbagai permasalahan lainnya. Diantara
kondisi-kondisi yang ditekankan agar kita bersabar adalah :
1. Sabar terhadap musibah.
Sabar terhadap musibah merupakan aspek
kesabaran yang paling sering dinasehatkan banyak orang. Karena sabar dalam
aspek ini merupakan bentuk sabar yang Dalam sebuah hadits diriwayatkan, :
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika
Rasulullah SAW melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah
kuburan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Bertakwalah kepada Allah, dan
bersabarlah.' Wanita tersebut menjawab, 'Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya
engkau tidak mengetahui dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.'
Kemudian diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi
adalah Rasulullah SAW. Lalu ia mendatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak
mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah SAW, '(maaf) aku
tadi tidak mengetahui engkau wahai Rasulullah SAW.' Rasulullah bersabda,
'Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama.' (HR. Bukhari Muslim)
2. Sabar ketika menghadapi musuh (dalam
berjihad).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda :
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Janganlah kalian
berangan-angan untuk menghadapi musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya
maka bersabarlah (untuk menghadapinya)." HR. Muslim.
3. Sabar berjamaah, terhadap amir yang tidak
disukai.
Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu
Abbas ra beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa yang
melihat pada amir (pemimpinnya) sesuatu yang tidak disukainya, maka hendaklah
ia bersabar. Karena siapa yang memisahkan diri dari jamaah satu jengkal,
kemudian ia mati. Maka ia mati dalam kondisi kematian jahiliyah. (HR. Muslim)
4. Sabar terhadap jabatan & kedudukan.
Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid
bin Hudhair bahwa seseorang dari kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW;
'Wahai Rasulullah, engkau mengangkat (memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak
mengangkat (memberi kedudukan kepadaku). Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya
kalian akan melihat setelahku 'atsaratan' (yaitu setiap orang menganggap lebih
baik dari yang lainnya), maka bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku pada
telagaku (kelak). (HR. Turmudzi).
5. Sabar dalam kehidupan sosial dan interaksi
dengan masyarakat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah
SAW bersabda, 'Seorang muslim apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta
bersabar terhadap dampak negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang
muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas
kenegatifan mereka. (HR. Turmudzi)
6. Sabar dalam kerasnya kehidupan dan
himpitan ekonomi
Dalam sebuah riwayat digambarkan; 'Dari
Abdullah bin Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, 'Barang
siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi
saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat. (HR. Turmudzi).
Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan
salah satu penyakit hati, yang seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini.
Karena hal ini memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan.
Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk
melaksanakan ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa
kiat, guna meningkatkan kesabaran.
Diantara kiat-kiat tersebut adalah;
1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT,
bahwa ia semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini,
akan sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an,
baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi
manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang
dikandungnya. Karena al- Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam
kategori ini juga dzikir kepada Allah.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa
merupakan hal yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati
dengan lawan jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus
dapat melatih kesabaran.
4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang
dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan
keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti
malas, marah, kikir, dsb.
5 . Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di
dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna.
Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk
menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa
sesungguhnya Allah akan melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya,
dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105)
6. Perlu mengadakan latihan- latihan untuk
sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah
dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian
melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para
sahabat, tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan
menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.
Penutup
Inilah sekelumit sketsa mengenai kesabaran.
Pada intinya, bahwa sabar mereupakan salah satu sifat dan karakter orang
mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan. Karena
pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini
dalam hidupnya.
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan
menyerah pada kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar
adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat
menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama
kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan
jalan bagi hamba- hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya
Rasulullah
"MAN LAM YASKUR 'ALA NA'MA I WALAM YASBIR 'ALA
BALA I FAL YAKHRUJ MIN TAKHTIS SAMA I WALYADLUB ROBBAN SIWAYA"
(siapa yg tdk mau bersyukur trhadap
nikmat yg q berikan kpdnya dan tdk mau bersabar trhdap ujian yg q brkan kpdnya
silahkan keluar dari kolong langit ini dan cari tuhan selain aku)
Komentar
Posting Komentar